Minggu, 06 November 2016

THE SECOND TASK

MEDIA PEMBELAJARAN CHART

Media yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran ada bermacam macam. Penggunaan media pembelajaran harus disesuaikan berdasarkan meri pelajaran yang akan disampaikan. Salah satu contoh media pembelajaran yang efektif adalah media chart. Media chart mampu memberikan ringkasan visual suatu proses, perkembangan atau hubungan – hubungan penting. Pesan yang akan disampaikan bisanya berupa proses, perkembangan, atau hubungan- hubungan  penting. Di dalam chart/bagan seringkali kita jumpai jenis media grafis yang lain seperti gambar, diagram, kartun, atau lambang- lambang verbal. Sebagai media yang baik, bagan haruslah:
a.       Dapat dimengerti anak
b.      Sederhana dan lugas, tidak rumit dan berbelit – belit
c.       Di ganti dalam waktu tertentu agar tetap up to date juga tidak kehilangan daya tarik.

Jenis bagan / chart secara garis besar dapt dibedakan menjadi 2, yaitu chart yang menyajikan pesannya secara bertahap dan chart yang menyajikan pesannya sekaligus. Sering kali siswa bingung jika dihadapkan pada data yang dihadapkan pada data yang banyak sekaligus. Oleh karena itu, guru hendaknya memakai chart yang dapat menyajikan pesan secara bertahap. Chart yang bersifat menunda penyampaian pesan ini antara lain: bagan balikan (flip chart) dan bagan tertutup (hidden chart). Bagan tertutup disebut juga strip chart, pesan yang akan dikomunikasikan mula mula dituangkan kedalam satu chart.  Berdasarkan bentuknya, media charta dapat dibedakan menjadi 4, yaitu bagan pohon (tree chart), bagan arus lurus (flow chart), bagan arus bercabang (stream chart), dan bangan garis waktu (time line chart) (Sadiman, 2002).

berikut ini merupakan contoh chart demokrasi terpimpin :


Ket. Perolehan Suara Pemilu Pertama 

Empat partai yang muncul sebagai pemenang dalam Pemilu pertama adalah:
  1. Partai Nasional Indonesia (PNI),
  2. Masyumi, 
  3. Nahdatul Ulama (NU), dan 
  4. Partai Komunis Indonesia (PKI)
Empat besar dalam Pemilu ini adalah Partai Nasional Indonesia mendapatkan 57 kursi DPR dan 119 kursi Konstituante (22,3 persen), Masyumi 57 kursi DPR dan 112 kursi Konstituante (20,9 persen), Nahdlatul Ulama 45 kursi DPR dan 91 kursi Konstituante (18,4 persen), Partai Komunis Indonesia 39 kursi DPR dan 80 kursi Konstituante (16,4 persen).


Kelebihan gambar chart di atas :1. Penulis membuat desain dengan karyanya sendiri (kreatif).2. Penulis dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan pembaca dapat menambah kan sebagai sumber rujukan laporan.


Kekurangan  gambar chart diatas :1. Dalam pemberian anga penulis kurang memperhatikan font dan angka genap dalam sebuat titik temu chart.2. Dalam sebuah desain seharusnya Judul berada di tengah atas.


Sumber Rujukan : 
Marwati Djoened Poesponegoro dkk. 1993. Sejarah Nasional Indonesia jilid VI,
            Jakarta: Depdikbud-Balai Pustaka.
Rahardjo, Imam Toto K dkk. 2001. Bung Karno dan Ekonomi Berdikari. Jakarta:
            Gramedia.
Ricklefs., M.C. 2007. Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta:Gajah Mada
            University.
Ricklefs., M.C & Moh. Sidik Lugraha. 2008. Sejarah Indonesia Modern 1200-
            2008. Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta.


MEDIA PEMBELAJARAN PETA KONSEP

Media peta konsep merupakan media pendidikan yang bertujuan untuk membangun pengetahuan mahasiswa dalam belajar secara sistematis, yaitu sebagai teknik untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam penguasaan konsep belajar dan pemecahan masalah ( Pandley, dkk., 1994). Langkah yang dilakukan dalam membuat peta konsep adalah dengan memikirkan apa yang menjadi ‘pusat’ topik yang akan diajarkan, yaitu sesuatu yang dianggap sebagai konsep inti. Dari konsep inti dibuat cabang-cabang, kemudian menuliskan kata atau istilah, kelompok kata yang memiliki arti, yaitu yang mempunyai hubungan dengan konsep inti , sehingga akhirnya membentuk satu peta hubungan integral dan saling terkait antara konsep atas – bawah –samping ( Nakhleh, 1994).
Media pembelajaran peta konsep sangat memungkinkan untuk digunakan. Pembuatan peta konsep yang menggunakan warna yang beraneka, simbol, serta bentuk dan besar huruf yang bervariasi tampilan peta konsep sangat cocok dengan paradigma baru pembelajaran . Peta konsep biasanya dibuat pada lembaran kertas polos, ditulis tangan dengan menggunakan spidol atau pensil yang berwarna-warni. Biaya pembuatannya relatif murah, mudah dibawa dan disimpan.

Langkah-langkah membuat peta konsep yang efektif dalam pembelajaran, yaitu:
  1. menentukan bahan bacaan terlebih dahulu,
  2. menentukan konsep-konsep yang relevan dalam pembelajaran,
  3. mengurutkan konsep-konsep itu, mulai dari yang paling inklusif sampai yang paling tidak inklusif atau contoh- contoh,
  4. menyusun konsep- konsep itu di atas kertas, mulai dengan konsep yang paling inklusif di puncak ke konsep yang paling tidak inklusif 
  5. menghubungkan konsep yang berkaitan dengan garis-garis penghubung dan memberi kata penghubung pada setiap garis penghubung itu, dan 
  6. mengembangkan peta konsep tersebut, misalnya dengan menambahkan dua atau lebih konsep yang baru ke setiap konsep yang sudah ada dalam peta konsep.

berikut ini merupakan contoh dari peta konsep tentang Demokrasi Terpimpin beserta penjelasannya 
Ket. Peta Konsep Demokrasi Terpimpin


Kelebihan gambar peta konsep di atas : 
1. Memudahkan pembaca dalam memahami isi dari materi tersebut
2. Dalam segi ukuran tulisan (font) sangat efektif karena ukurannya yang relatif besar dan jelas.
3. Terdapat warna yang menarik karena pembaca dapat dengan mudah memahami isi peta konsep itu sendiri.
4. Peta konsep yang sederhana tapi mudah dipahami oleh peserta didik.

Kekurangan gambar peta konsep di atas : 
1. Gambar arah panah yang masih kurang penjelasan, jika dari pembuat peta konsep tidak menjelaskan maka akan lebih kesulitan.
2. Tulisan yang masih kurang rapi dan bagus.
Sumber Rujukan : 
Marwati Djoened Poesponegoro dkk. 1993. Sejarah Nasional Indonesia jilid VI,
            Jakarta: Depdikbud-Balai Pustaka.
Rahardjo, Imam Toto K dkk. 2001. Bung Karno dan Ekonomi Berdikari. Jakarta:
            Gramedia.
Ricklefs., M.C. 2007. Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta:Gajah Mada
            University.
Ricklefs., M.C & Moh. Sidik Lugraha. 2008. Sejarah Indonesia Modern 1200-
            2008. Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta.



MEDIA PEMBELAJARAN MIND MAPPING 

Mind maping dapat diartikan sebagai proses memetakan pikiran untuk menghubungkan konsep-konsep permasalahan tertentu dari cabang-cabang sel saraf membentuk korelasi konsep menuju pada suatu pemahaman dan hasilnya dituangkan langsung di atas kertas dengan animasi yang disukai dan gampang dimengerti oleh pembuatnya. Sehingga tulisan yang dihasilkan merupakan gambaran langsung dari cara kerja koneksi-koneksi di dalam otak.


Mind maping adalah cara mengembangkan kegiatan berpikir ke segala arah, menangkap berbagai pikiran dalam berbagai sudut. Mind maping mengembangkan cara berpikir divergen dan berpikir kreatif. Mind mapping yang sering kita sebut dengan peta konsep adalah alat berpikir organisasional yang sangat hebat yang juga merupakan cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi itu ketika dibutuhkan (Tony Buzan , 2008:4).



Menurut Tony Buzan, Mind Maping dapat membantu kita untuk banyak hal seperti : merencanakan, berkomunikasi, menjadi lebih kreatif, menyelesaikan masalah, memusatkan perhatian, menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, mengingat dengan baik, belajar lebih cepat dan efisien serta melatih gambar keseluruhan.

berikut ini merupakan contoh Mind Mapping dari Demokrasi Terpimpin : 
Ket. Mind Mapping Demokrasi Terpimpin


Kelebihan gambar mind mapping di atas:
1. Untuk memudahkan pembaca dalam memahami isi materi dan agar tidak membosankan.
2. Bagi penulis agar lebih kreatif dalam meringkas segala bacaan adar lebihnmudah dipahami.
3. Penulis dapat menambah wawasan mengenai segala bentuk media yang ada.

Kekurangan gambar mind mapping di atas :
1. Membuat pembaca binggung jika tidak diikuti oleh penjelasan dari penulis.
2. Dalam pembuatan kurang maksimal.

Sumber Rujukan : 
Marwati Djoened Poesponegoro dkk. 1993. Sejarah Nasional Indonesia jilid VI,
            Jakarta: Depdikbud-Balai Pustaka.
Rahardjo, Imam Toto K dkk. 2001. Bung Karno dan Ekonomi Berdikari. Jakarta:
            Gramedia.
Ricklefs., M.C. 2007. Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta:Gajah Mada
            University.
Ricklefs., M.C & Moh. Sidik Lugraha. 2008. Sejarah Indonesia Modern 1200-
            2008. Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar